Kamis, 05 April 2012

Pendidikan Karakter Secara Terpadu dalam Pembelajaran


A. Pengertian Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi dalam Proses Pembelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.
Dalam struktur kurikulum kita, ada dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan PKn. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai.
B. Nilai-nilai Karakter untuk Siswa
Penekanan internalisasi nilai-nilai utama tertentu pada pendidikan karakter telah dianut oleh sejumlah negara. Australia, misalnya, melalui Values Education yang dikembangkannya menekankan pada diperkenalkan, disadari, dan diinternalisasinya sembilan karakter utama, yaitu:
1.      Care and compassion
2.      Doing your best
3.      Fair go
4.      Freedom
5.      Honesty and trustworthiness
6.      Integrity
7.      Respect
8.      Responsibility
9.      Understanding, tolerance, and inclusion
Berikut merupakan contoh nilai-nilai karakter yang dapat dijadikan sekolah sebagai nilai-nilai utama yang diambil/disarikan dari butir-butir SKL dan mata pelajaran-mata pelajaran SMP yang ditargetkan untuk diinternalisasi oleh siswa:
1.      Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
a.       Religius
2.      Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri
a.       Jujur
b.      Bertanggung jawab
c.       Bergaya hidup sehat
d.      Disiplin
e.       Kerja keras
f.       Percaya diri
g.      Berjiwa wirausaha
h.      Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
i.        Mandiri
j.        Ingin tahu
k.      Cinta ilmu
3.      Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
a.       Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
b.      Patuh pada aturan-aturan sosial
c.       Menghargai  karya dan prestasi orang lain
d.      Santun
e.       Demokratis
4.      Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
a.    Peduli sosial dan lingkungan
5.      Nilai kebangsaan
a.       Nasionalis
b.      Menghargai keberagaman
C. Distribusi Butir-butir Karakter Utama ke Dalam Mata Pelajaran
Pada bagian sebelumnya disebutkan bahwa ada banyak nilai yang perlu ditanamkan pada siswa. Apabila semua nilai tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, penanaman nilai menjadi sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih sejumlah nilai utama sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selain itu, untuk membantu fokus penanaman nilai-nilai utama tersebut, nilai-nilai tersebut perlu dipilah-pilah atau dikelompokkan untuk kemudian diintegrasikan pada mata pelajaran-mata pelajaran yang paling cocok. Tabel 1.1 menyajikan contoh distribusi nilai-nilai utama ke dalam mata pelajaran.

Tabel 1.1. Contoh Distribusi Nilai-Nilai Utama ke Dalam Mata Pelajaran


Mata Pelajaran

Nilai Utama
1.   Pendidikan AgamaReligius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan social, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, peduli
2.   PKnNasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
3.   Bahasa IndonesiaBerfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis
4.   IPSNasionalis, menghargai keberagaman, Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli social dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras
5.   IPAingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu
6.   Bahasa InggrisMenghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerjasama, patuh pada aturan sosial
7.   Seni BudayaMenghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, jujur, disiplin, demokratis
8.   PenjasorkesBergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain
9.   TIK/KeterampilanBerpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain
10. Muatan LokalMenghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis, peduli
No.Rumusan SKLNilai/Karakter
1Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remajaIman dan taqwa
2Menunjukkan sikap percaya diriadil
3Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luasdisiplin
4Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasionalnasionalistik
5Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatifBernalar, kreatif
6Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatifbernalar, kreatif
7Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinyaGigih, tanggung jawab
8Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-haribernalar
9Mendeskripsi gejala alam dan sosialTerbuka, bernalar
10Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawabTanggung jawab
11Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik IndonesiaNasionalistik, gotong royong
12Menghargai karya seni dan budaya nasionalPeduli, nasionalistik
13Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkaryaTanggung jawab, kreatif
14Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luangBersih dan sehat
15Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santunSantun, bernalar
16Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakatTerbuka, Tanggung jawab
17Menghargai adanya perbedaan pendapatTerbuka, adil
18Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhanaGigih, kreatif
19Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhanaGigih, kreatif
20Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengahBervisi, bernalar

Pelaksanaan nPendidikan karakter Secara Terintegrasi dalam Proses Pembelajaran
Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Di antara prinsip-prinsip yang dapat diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan evaluasi adalah prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning. Prinsip-prinsip tersebut secara singkat dijelaskan berikut ini.
1. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstrukstivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa orang menyusun atau membangun pemahaman mereka dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan kepercayaan mereka.
Tugas guru dalam pembelajaran konstruktivis adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan:
(a)    menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,
(b)   memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri,
(c)    menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
2. Bertanya (Questioning)
Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:
(a)    menggali informasi, baik teknis maupun akademis
(b)   mengecek pemahaman siswa
(c)    membangkitkan respon siswa
(d)   mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
(e)    mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
(f)    memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
(g)   menyegarkan kembali pengetahuan siswa
3. Inkuiri (Inquiry)
Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis, mengembangkan cara pengujian hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun teori serta konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan.
Langkah-langkah kegiatan inkuiri:
a)      merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun)
b)      Mengamati atau melakukan observasi
c)      Menganalisis dan menyajikan hasil  dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,  tabel, dan karya lain
d)     Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Masyarakat belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Praktik masyarakat belajar terwujud dalam:
(a)    Pembentukan kelompok kecil
(b)   Pembentukan kelompok besar
(c)    Mendatangkan ‘ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, petani, polisi, dan lainnya)
(d)   Bekerja dengan kelas sederajat
(e)    Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya
(f)    Bekerja dengan masyarakat
5. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja, dan belajar. Guru menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu  untuk mempelajari sesuatu yang baru.
Contoh praktik pemodelan di kelas:
a)      Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa
b)      Guru PKn mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh tersebut
c)      Guru Geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya
d)     Guru Biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi memungkinkan cara berpikir tentang apa yang telah siswa pelajari dan untuk membantu siswa menggambarkan makna personal siswa sendiri.
Realisasi refleksi dapat diterapkan, misalnya pada akhir pembelajaran guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Hal ini dapat berupa:
(a)    pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh siswa hari ini
(b)   catatan atau jurnal di buku siswa
(c)    kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari ini
(d)   diskusi
(e)    hasil karya
7. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Penilaian autentik sesungguhnya adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif.
Substansi Nilai/Karakter yang ada pada SKL SMP/MTs/SMPLB/Paket B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar