Minggu, 01 April 2012

PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER

 
Tahun 2011/2012 Kementerian Pendidikan Nasional akan menempatkan pendidikan berbasis karakter sebagai suatu gerakan nasional. Pendidikan berbasis karakter merupakan penanaman nilai-nilai afektif sebagai penekanan yang harus dicapai pada semua mapel. Pendidikan berbasis karakter bukan merupakan mata pelajaran tersendiri melainkan dampak penggiring yang diharapkan tercapai. Pendidikan berbasis karakter akan dilaksanakan pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), hingga perguruan tinggi, termasuk pendidikan nonformal dan informal.

Menurut saya, pendidikan berbasis karakter merupakan penggunaan kembali dampak penggiring melalui sikap-sikap afektif seperti kurikulum 1994 yang disuplemen tahun 1999 dan kemudian dihilangkan pada kurikulum KTSP. Pendidikan berbasis karakter tidak akan efektif tanpa penekanan unjuk kerja siswa dan aktualisasi melalui praktek. Kenyataan pelaksanaan pembelajaran didominasi teoritis dan penilaian dalam ujian nasional juga mengutamakan nilai ujian nasional daripada praktik sikap dan pelaksanaan nilai-nilai budaya bangsa. Menurut saya pendidikan juga mengutamakan penilaian nilai sikap melalui buku kepribadian seperti buku kegitan ramadhan. Penekanan karakter tanpa diikuti pembiasaan sebagaimana harapan mantan mendiknas Malik Fadjar. Pendidikan adalah daya upaya untuk memaju budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan jasmani anak didik,’’ kata Ki Hajar Dewantoro seperti kutip Mendiknas.

Pendidikan harus menyikapi perkembangan aktual terhadap munculnya perilaku destruktif, anarkis, dan radikalis. Mendiknas mengajak pemangku kepentingan pendidikan, terutama kepala sekolah, guru, pimpinan perguruan tinggi dan dosen, harus memberikan perhatian dan pendampingan lebih besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menumbuhkan pola pikir dan perilaku yang berbasis kasis sayang, toleran terhadap realitas keanekaragaman yang dibenarkan oleh peraturan dan perundangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar